Sabtu, 13 Maret 2010

QS. Al Furqaan, 25:53 Dialah (Allah) yang mempertemukan dua laut, yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit.

Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba Mr.Jacques Yves Costeau menemukan beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang sangat sedap rasanya karena tidak bercampur/tidak melebur dengan air laut yang asin di sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya. Ia seorang ahli kelautan (oceanografer) dan ahli selam terkemuka dari Perancis. Orang tua yang berambut putih ini sepanjang hidupnya menyelam ke berbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat film dokumenter tentang keindahan alam bawah laut untuk ditonton jutaan pemirsa di seluruh dunia.

Fenomena ganjil itu membuat penasaran Mr. Costeau dan mendorongnya untuk mencari tahu penyebab terpisahnya air tawar dari air asin di tengah-tengah
lautan. Waktu pun terus berlalu setelah kejadian tersebut, namun ia tak kunjung mendapatkan jawaban yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut.

Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor muslim, kemudian ia pun menceritakan fenomena ganjil itu. Profesor itu teringat pada ayat Al Quran tentang bertemunya dua lautan: Wa huwa lladziy maraja lbahrayni ha-dzaa 'adzbun furaatun wa ha-dzaa milhun ajaajun wa ja'ala baynahumaa bazakhan wa hiran tahjuwran (S. Al Furqaan, 25:53), artinya: Dialah (Allah) yang mempertemukan dua laut, yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antar keduanya dinding dan batas yang menghalang di antara keduanya. Maraja lbahraini yaltaqiya-ni . Baynahumaa barzakhun laa yabghiya-ni (S. Ar Rahman, 55:19-20), artinya: Dialah (Allah) biarkan dua lautan bertemu . Di antara keduanya ada batas yang tidak bisa ditembus.
Biasanya para penafsir mengatakan pertemuan air tawar dengan air laut di muara sungai, ada juga yang menafsirkannya dengan Terusan Suez. Namun penafsiran ini tidak memuaskan, karena tidak dapat menjelaskan apa yang disebutkan dalam ayat yang berikutnya: Yakhruju minhuma lu'lu`u wa lmarjaan (S.ArRahma-n, 55:22), artinya: Keluar dari keduanya mutiara dan marjan. Di muara sungai dan Terusan Suez tidak ditemukan mutiara dan marjan.

Terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat-ayat Al Qur'an itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam. Al Qur'an ini mustahil disusun oleh Muhammad yang hidup di abad ke tujuh, suatu zaman saat belum ada peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil di kedalaman samudera.

Benar-benar suatu mukjizat, berita tentang fenomena ganjil itu yang telah diinformasikan 14 abad yang silam akhirnya terbukti pada abad 20. Mr. Costeau pun berkata bahwa Al Qur'an memang sungguh-sungguh kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannya mutlak benar. Namun begitu, orang ini dengan pengetahuan dan penemuannya tentang kebenaran Al-Quran tetap tidak beriman kepada Alloh. Demikainlah Alloh hanya akan membukakan pintu hidayah bagi siapa yang dikehendakiNya.

Mogo moga kita selalu mendapat hidayah walaupun demikian dangkal ilmu kita., amien 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar