Minggu, 21 Maret 2010
Peristiwa Nabi Nuh dan hikmahnya
"Sebelum mereka, telah mendustakan (pula) kaum Nuh, maka mereka mendustakan hamba Kami (Nuh) dan mengatakan: "Dia seorang gila dan dia sudah pernah diberi ancaman). Maka dia mengadu kepada Tuhannya: "bahwasanya aku ini adalah orang yang dikalahkan, oleh sebab itu menangkanlah (aku)." Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah. Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air-mata air, maka bertemu- lah air-air itu untuk suatu urusan yang sungguh telah ditetapkan. Dan Kami angkut Nuh ke atas (bahtera) yang terbuat dari papan dan paku. Yang berlayar dengan pemeliharaan Kami sebagai belasan bagi orang-orang yang diingkari (Nuh). Dan sesungguhnya telah Kami jadikan kapal itu sebagai pelajaran, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?".
Dalam sejarah umat manusia diatas, Nabi Nuh dianggap orang gila karena beliau menyampaikan sebuah hal yang sangat khayal bagi umat ketika itu. Hal tentang balasan setelah mati, hal tentang penyembahan kepada Alloh yang tidak bisa dilihat sehingga khayal bagi mereka. Sedemikan dahsyat umat tersebut mengejek, mengintimidasi kepercayaan nabi Nuh, menggerogoti keyakinan nabi Nuh akan kebenaran 'khayalannya' sehingga setelah berbuat maksimal untuk mempertahankannya sampailah pada titik ketidakberdayaannya sebagai manusia. Nabi Nuh berdoa dan dititik itulah Alloh mencampuri urusan keterbatasan manusia dengan mengirim kekuatan yang menghembas segala akal pikiran manusia, tidak ada lagi hal hal yang dianggap khayalan tidak akan terjadi. Alloh menurunkan air dari langit dan memancarkan air dari dalam perut bumi untuk membuat sebuah lautan yang bergolak hebat, tenaga pikiran manusai tidak artinya disaat saat seperti itu. Anugerah atas nabi Nuh adalah sebuah perintah membuat perahu, itulah metode Alloh untuk menjadikan khayalan menjadi kenyataan, itulah bukti campur tangan Alloh didalam menghilangkan batas batas tenaga manusia, karena nabi Nuh begitu keras keyakinannya atas kebenaran yang diamanatkan oleh Alloh.
Dimasa sekarang, hanya sedikit orang yang bisa mempercayai khayalan bisa menjadi kenyataan. Seseorang yang mempunyai ide ide cemerlang sering diejek karena ide ide itu terlihat mustahil untuk dilakukan. Di kantor hal ini terjadi, di rumah tangga hal ini terjadi juga, di sekolah atau universitas, di pemerintahan semua hal hal itu terjadi. Dunia kita ini begitu kejamnya dalam menghakimi ide ide seseorang yang dianggap tidak masuk akal -saat ini. Meskipun ide ide itu adalah benar, adalah untuk bisa lebih banyak menolong perusahaan, anggota keluarga, masyarakat dan negara, pasti cemoohan yang diterima adalah lebih banyak daripada pujiannya.
Nabi Nuh adalah contoh orang yang terkena kejamnya pendapat dunia tersebut, demikian juga nabi Muhammad dan nabi nabi yang lain. Kita contoh kegigihan mereka dalam menegakkan kebenarannya. Meskipun mereka dianggap gila, mereka diejek, mereka diintimidasi, bahkan dikucilkan mereka tetap bekerja berdasarkan keyakinan akan kebenaran mereka, bekerja secara maksimal sampai batas puncak tenaga manusia, dan disaat puncak itu tercapai, sesungguhnya saat itulah awal bantuan Alloh bekerja, awal campur tangan Alloh dalam merubah sifat sifat seluruh makhluk ciptaannya, berubah untuk mendukung kebenaran para nabi itu, api menjadi dingin dalam sejarah nabi Ibrahim, air bah melanda seluruh permukaan bumi dalam sejarah nabi Nuh, laut terbelah dalam sejarah nabi Musa, masuknya Umar bin Khatab dalam sejarah nabi Muhammad dan lain lain.
Untuk itu, masihkan kita takut mengkhayalkan sesuatu dimasa depan? Jangan takut, pastikan khayalan itu kita komunikasikan dengan Alloh dari awal, kita landasi dengan rukun iman, kita isi dengan rukun Islam, insyaALLOH khayalan akan menjadi kenyataan.
Minggu, 14 Maret 2010
Beramallah Semaksimal Yang Kamu Mampu...
Amal saleh adalah setiap ucapan atau perbuatan yang dicintai dan diridhai Allah SWT. Apabila kita ingin memiliki hati yang bening, jagalah keberlangsungan amal saleh sekecil apapun amal tersebut. Misalnya, kalau kita suka rawatib, lakukan terus sesibuk apapun, kalau kita biasa pergi ke majelis ta'lim, kerjakan terus walau pekerjaan kita menumpuk. Rasulullah saw bersabda,
"...Beramallah semaksimal yang kamu mampu, karena Allah tidak akan bosan sebelum kamu bosan, dan sesungguhnya amal yang paling dicintai Allah adalah amal yang kontinyu (terus-menerus) walaupun sedikit."
(H.R. Bukhari)
Oleh karena itu, jangan anggap enteng amal yang telah kita kerjakan dengan tulus dengan hati yang murni, tanpa kehendak-kehendak selain dari kasih sayang dan ridha Allah semata. Sekecil apapun amal yang telah dipersembahkan kepada Allah dan manusia, semuanya adalah kebaikan yang diangkat kepada Allah dan menjadi kemuliaan diri kita disisi Allah SWT.
Kadang-kadang amal kebaikan yang kecil itu juga, yang kita anggap enteng, akan memberi kehormatan besar dan memberi keselamatan bagi kebaikan manusia. Kadang-kadang pula amal yang kita banggakan dan sangat banyak, apalagi menjadi sebutan orang-orang, bisa jadi tidak memberi manfaat, dan kadang-kadang pula menjadi fitnah.
Ada satu kisah menarik yang perlu kita perhatikan, karena didalamnya ada pelajaran yang berharga yang harus kita renungkan. Kisah ini adalah kisahnya Ummu Mahjan.
Ummu Mahjan adalah seorang wanita yang tak pernah mengeluh. Beliau seorang wanita yang berkulit hitam, dipanggil dengan nama Ummu Mahjan telah disebutkan didalam Ash-Shahih tanpa menyebutkan nama aslinya,
beliau berdomisili di Madinah.(lihat Ibnu Sa'ad dalam Ath-Thabaqat 8/414)
Beliau adalah seorang wanita miskin yang memiliki tubuh yang lemah. Beliau menyadari bahwa dirinya memiliki kewajiban terhadap akidahnya dan masyarakat islam, lantas apa yang bisa dia lakukan padahal beliau adalah seorang wanita yang tua dan lemah? Akan tetapi beliau sedikitpun tidak bimbang dan ragu, dan tidak menyisakan sedikitpun rasa putus asa dalam hatinya. Dan rasa putus asa adalah jalan yang tidak dikenal dihati orang-orang yang beriman.
Beliau bahkan tak mau tertinggal dalam membela Islam. Memang, ia tak bisa berbuat seperti layaknya para shohabiyah yang lain. Ia tidak punya harta untuk diinfakkan. Ia pun tak memiliki tenaga untuk pergi kemedan jihad. Tapi ia tak pernah mau ketinggalan dalam beramal. Ia ingin dirinya dikenang oleh Rasulullah. Maka dengan segenap semangat dan sisa tenaga yang ia miliki. Ia melakukan pekerjaan itu. Suatu pekerjaan yang tidak dilirik oleh orang lain, yaitu membersihkan mesjid Rasulullah. Tiap hari beliau membersihkannya, sampai akhir hayatnya
Dan kegigihan Ummu Mahjan pun memperoleh hasil. Malam itu seusai shalat Isya, Ummu Mahjan ra. dipanggil menghadap Sang Maha Pencipta dengan penuh keridhaan dan diridhai. Rasulullah merasa bersedih dan kehilangan dengan kematiannya. Wanita miskin itu begitu lekat dalam ingatan beliau. Setiap hari wanita beruban itu bekerja keras membersihkan mesjid. Sehingga rumah Allah itu benar-benar menjadi temapat yang nyaman untuk beribadah dan bermusyawarah.
Wanita tua berkulit hitam itu memang bukan seorang pahlawan, tetapi sejarah telah mengukir namanya dengan tinta emas, meski nama aslinyantidak pernah dikenal orang. Ummu Mahjan adalah contoh dari orang yang mampu berbuat seadanya tetapi memperoleh kemuliaan dari ketekunan dari apa yang ia lakukan. Ia isi kehidupannya -hari demi hari dengan penuh keberkahan- sampai akhir hayatnya dengan sebuah pekerjaan yang sederhana. Rasulullah SAW bersabda,
"Sesungguhnya amal yang paling dicintai Allah adalah amal yang kontinyu (terus-menerus) walaupun sedikit." (H.R. Bukhari)
Jadi, apa yang harus kita tunggu.. ayo, beramallah... "beramallah semaksimal yang kamu mampu, karena Allah tidak akan bosan sebelum kamu bosan"
Nabi SAW bersabda, "Jangan meremehkan kebaikan yang sedikit, walaupun hanya dengan senyuman di wajah ketika engkau bertemu dengan saudaramu." (HR. Muslim)
Dan di riwayat yang lain Rasulullah SAW bersabda, "Bagi setiap jiwa, pada setiap hari ketika matahari terbit, ada keharusan untuk bersedekah bagi jiwa itu." Seorang sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, darimana aku bersedekah sedang aku tidak punya harta?" Rasulullah menjelaskan, "Sesungguhnya termasuk dari dalam pintu-pintu sedekah adalah mengucapkan takbir, tasbih, membaca alhamdulillah, mengucapkan laa ilaaha illallaah, beristighfar kepada Allah, menyuruh kepada yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, menjauhkan duri dan bebatuan dari jalan orang-orang, menuntun orang buta, mengajari serta memahami orang yang tuli serta bisu hingga mengerti, menunjukkan pencari suatu kebutuhan yang engkau tahu dimana tempat apa yang dibutuhkannya itu, atau engkau segera bergegas dengan segenap kakimu untuk menolong mereka yang meminta pertolongan, atau dengan kekuatan lenganmu engkau mengentaskan orang-orang lemah, itu semua adalah termasuk dari pintu-pintu sedekah darimu untuk dirimu." (HR. Ahmad, Nasa'i dan Ibnu Hiban) Wallahu A'lam
Sabtu, 13 Maret 2010
QS. Al Furqaan, 25:53 Dialah (Allah) yang mempertemukan dua laut, yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit.
Fenomena ganjil itu membuat penasaran Mr. Costeau dan mendorongnya untuk mencari tahu penyebab terpisahnya air tawar dari air asin di tengah-tengah
lautan. Waktu pun terus berlalu setelah kejadian tersebut, namun ia tak kunjung mendapatkan jawaban yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut.
Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor muslim, kemudian ia pun menceritakan fenomena ganjil itu. Profesor itu teringat pada ayat Al Quran tentang bertemunya dua lautan: Wa huwa lladziy maraja lbahrayni ha-dzaa 'adzbun furaatun wa ha-dzaa milhun ajaajun wa ja'ala baynahumaa bazakhan wa hiran tahjuwran (S. Al Furqaan, 25:53), artinya: Dialah (Allah) yang mempertemukan dua laut, yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antar keduanya dinding dan batas yang menghalang di antara keduanya. Maraja lbahraini yaltaqiya-ni . Baynahumaa barzakhun laa yabghiya-ni (S. Ar Rahman, 55:19-20), artinya: Dialah (Allah) biarkan dua lautan bertemu . Di antara keduanya ada batas yang tidak bisa ditembus.
Biasanya para penafsir mengatakan pertemuan air tawar dengan air laut di muara sungai, ada juga yang menafsirkannya dengan Terusan Suez. Namun penafsiran ini tidak memuaskan, karena tidak dapat menjelaskan apa yang disebutkan dalam ayat yang berikutnya: Yakhruju minhuma lu'lu`u wa lmarjaan (S.ArRahma-n, 55:22), artinya: Keluar dari keduanya mutiara dan marjan. Di muara sungai dan Terusan Suez tidak ditemukan mutiara dan marjan.
Terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat-ayat Al Qur'an itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam. Al Qur'an ini mustahil disusun oleh Muhammad yang hidup di abad ke tujuh, suatu zaman saat belum ada peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil di kedalaman samudera.
Benar-benar suatu mukjizat, berita tentang fenomena ganjil itu yang telah diinformasikan 14 abad yang silam akhirnya terbukti pada abad 20. Mr. Costeau pun berkata bahwa Al Qur'an memang sungguh-sungguh kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannya mutlak benar. Namun begitu, orang ini dengan pengetahuan dan penemuannya tentang kebenaran Al-Quran tetap tidak beriman kepada Alloh. Demikainlah Alloh hanya akan membukakan pintu hidayah bagi siapa yang dikehendakiNya.
Mogo moga kita selalu mendapat hidayah walaupun demikian dangkal ilmu kita., amien
Jumat, 12 Maret 2010
Sombong dilarang Alloh
Maka tidak akan berlaku sombong, kecuali orang yang merasa dirinya besar dan tinggi, dan ia tidak merasa tinggi atau besar, kecuali karena adanya keyakinan, bahwa dirinya memiliki keunggulan, kelebihan dan kesempur-naan yang dengannya ia menganggap berbeda dengan orang lain.
Ada beberapa sebab yang mendorong seseorang menganggap dirinya lebih unggul daripada orang lain, sehingga melahirkan kesombongan dalam jiwa, yaitu:
1. Sombong dengan Ilmu
Ada sebagian thalib ilmu atau orang yang diberi pengetahuan oleh Allah, namun malah justru menjadikan dirinya sombong. Ia merasakan dirinyalah yang paling pandai (alim), menganggap rendah orang lain, menganggap bodoh mereka dan selalu ingin agar dirinya mendapatkan penghormatan, pelayanan dan fasilitas khusus dari mereka. Dia memandang, bahwa dirinya lebih mulia, tinggi dan utama di sisi Allah daripada mereka.
Ada dua faktor yang menyebabkan seseorang menjadi sombong dengan ilmunya:
Pertama, Ia mencurahkan perhatian terhadap apa yang ia anggap sebagai ilmu, padahal hakikatnya ia bukanlah ilmu. Ia tak lebih sebagai data atau informasi yang direkam dalam otak yang tidak memberikan buah dan hasil, karena ilmu yang sesungguhnya akan semakin membuat ia kenal siapa dirinya dan siapa Rabbnya. Ilmu yang hakiki akan melahirkan sikap khosyah (takut kepada Allah) dan tawadhu? (rendah hati), bukan sombong, sebagai-mana firman Allah Subhannahu wa Ta'ala ,
?Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.? (QS. Faathir : 28)
Ke dua, Al-khoudl fil ilm yaitu belajar dengan tujuan agar dapat berbicara banyak, berdebat dan menjatuhkan orang dengan kepiawaian yang dimilikinya, sehingga orang menilainya sebagai orang alim yang tak terkalahkan ilmu-nya. Selayaknya ia lebih dahulu memperbaiki hati dan jiwanya, membersihkan dan menatanya, sehingga tujuan dalam mencari ilmu menjadi benar dan lurus. Karena merupakan karakteristik khas dari ilmu, bahwasanya ia menjadikan pemiliknya bertambah takut kepada Allah dan tawadhu? terhadap sesama manusia. Ibarat pohon tatkala banyak buahnya, maka ia semakin merunduk dan merendah, sehingga orang akan dengan lebih mudah mendapatkan kebaikan dan manfaat darinya.
Orang, apabila telah hobi mengumbar omongan, bantah-bantahan dan debat kusir, maka ilmunya justru akan melemparkannya kepada kedudukan yang rendah dan pengetahuan yang dimilikinya tidak akan membuahkan hasil yang baik, sehingga keberkahan ilmu tidak tampak sama sekali.
2. Sombong dengan Amal Ibadah
Kesombongan ahli ibadah dari segi keduniaan adalah ia menghendaki,atau paling tidak membuat kesan, agar orang lain menganggapnya sebagai orang yang zuhud, wara?, taqwa dan paling mulia di hadapan manusia. Sedangkan dari segi agama adalah ia memandang, bahwa orang lain akan masuk neraka, sedang dia selamat darinya.
Sebagian ahli ibadah apabila ada orang lain yang membuatnya jengkel atau merendahkannya, maka terkadang mengeluarkan ucapan, ?Allah tidak akan mengampunimu atau, ?Kamu pasti masuk neraka? dan yang sejenisnya. Padahal ucapan-ucapan tersebut dimurkai Allah, yang justru dapat menjerumuskannya ke dalam neraka.
3. Sombong dengan Keturunan (Nasab)
Barangsiapa yang mendapati kesombongan dalam hati karena nasabnya, maka hendaknya ia segera mengobati hatinya itu.
Jika seseorang akan mencari nasabnya, maka perhatikan firman Allah berikut ini,
'Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani)' (QS. 32:7-8)
Inilah nasab manusia yang sebe-narnya, kakeknya yang terjauh adalah tanah, dan nasabnya yang terdekat adalah nuthfah alias air mani. Jika demikian keadaannya, maka tak selayaknya seseorang sombong dan merasa tinggi dengan nasabnya.
4. Sombong dengan Kecantikan/Ketampanan
Kesombongan seperti ini banyak terjadi di kalangan para wanita, yaitu dengan menyebut-nyebut kekurangan orang lain, menggunjing dan membicarakan aib sesama.
Seharusnya orang yang sombong dengan kecantikannya ini banyak menengok ke dalam hatinya. Untuk apa anggota tubuh yang indah, namun hati dan perangai buruk, padahal tubuh secantik apa pun pasti akan binasa, hancur dan hilang tak tersisa.
Belum lagi kalau orang mau merenungi, bahwa selagi masih hidup, maka mungkin saja Allah berkehendak untuk mengubah kecantikan atau ketampanannya, misalnya dengan mengalami kecelakaan, sakit kulit, kebakaran dan lain sebagainya, yang dapat menjadikan rupa yang cantik menjadi buruk. Maka dengan kesadaran seperti ini, insya Allah rasa sombong yang ada dalam hati akan terkikis dan bahkan tercabut hingga ke akar-akarnya.
5. Sombong dengan Harta
Yaitu dengan memandang rendah orang fakir dan bersikap congkak terhadap mereka. Ini disebabkan harta yang dimilikinya, perusahaan-perusahaan yang banyak, tanah dan bangunan, kendaraan mewah, perhiasan dan lain sebagainya. Kesombongan karena harta termasuk kesombongan karena faktor luar, dalam arti bukan merupa-kan potensi pribadi orang yang bersang-kutan. Berbeda dengan ilmu, amal, kecantikan atau nasab, sehingga apabila harta itu hilang, maka ia akan menjadi hina sehina-hinanya.
6. Sombong dengan Kekuatan dan Kegagahan
Orang yang mendapatkan karunia seperti ini hendaknya menyadari, bahwa kekuatan adalah milik Allah seluruhnya. Hendaknya selalu ingat, bahwa dengan sedikit sakit saja akan membuat badan tidak enak, istirahat tidak tenang. Kalau Allah menghendaki, seekor nyamuk pun dapat membuat seseorang sakit dan bahkan hingga menemui ajalnya.
Orang yang mau memikirkan ini semua, yaitu sakit dan kematian yang bisa datang kapan saja dan kepada siapa saja, maka sudah sepantasanya tidak angkuh dan takabur dengan kekuatan dan kesehatan badannya.
7. Sombong dengan Banyaknya Keluarga, Kerabat atau Pengikut.
Kesombongan jenis ini juga merupakan kesombongan yang disebabkan faktor luar, bukan karena kelebihan yang dimiliki oleh yang bersangkutan. Dan setiap orang yang sombong karena sesuatu yang bukan dari kelebihan dan keunggulan dirinya sendiri, maka dia adalah sebodoh-bodoh manusia. Bagai-mana mungkin ia sombong dengan sesuatu yang bukan merupakan kelebih-an dirinya?
PENGARUH KESOMBONGAN
Kesombongan memiliki pengaruh yang cukup besar dalam kehidupan, dan pengaruh-pengaruh tersebut tampak dalam gerak-gerik anggota badan, cara berjalan, berdiri, duduk, berbicara dan diamnya seseorang.
Di antara pengaruh-pengaruh yang tampak dari sikap kesombongan adalah:
* Orang yang sombong kalau toh mau berjalan bersama-sama orang lain, maka ia selalu minta paling depan dan semua orang harus ada di belakangnya. Konon Abdur Rahman bin Aufz, kalau sedang berjalan bersama para pembantunya, maka tidak ketahuan ada disebe-lah mana, ia tidak pernah menonjolkan diri harus berada paling depan supaya semua orang melihatnya.
* Orang sombong jika berada di suatu majlis, biasanya minta diistimewakan, diperlakukan lain daripada yang lain. Kemudian ia akan sangat senang kalau semua orang mendengarkan yang ia katakan dan sangat benci kalau ada orang lain mengalihkan pembicaraan kepada selainnya. Maunya semua orang harus membenarkan dan menerima apa yang ia katakan.
* Termasuk pengaruh sifat sombong adalah memalingkan muka dari sesama muslim, atau melihat dengan pandangan sinis dan merendahkan.
* Kesombongan juga berpengaruh bagi seseorang dalam ucapan, gaya bicara dan nada intonasinya. Bahkan terkadang mencerminkan ketidaksopanan, misalnya seorang murid atau mahasiswa menghardik gurunya, karena ia merasa anak seorang pejabat atau tokoh.
* Kesombongan juga akan mempe-ngaruhi gaya jalan seseorang, misalnya sambil membusungkan dadanya, atau berjalan dengan dibuat-buat agar menarik perhatian orang lain. Allah Subhannahu wa Ta'ala telah berfirman,
'Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung' (QS. 17:37)
* Kesombongan juga berpengaruh di dalam kehidupan rumah tangga. Biasanya orang yang dalam hatinya ada kesombongan akan enggan mengerjakan pekerjaan rumah, walau hanya sepele. Hal ini berbeda dengan sikap tawadhu? yang diajarkan oleh Rasulullah Salallahu alaihi wa salam. Aisyah radiallahuanha meriwayatkan, bahwa Rasul Allah Subhannahu wa Ta'ala biasa membantu istri beliau.
* Merupakan pengaruh kesombongan juga, bahwasanya ia membuat seseorang enggan membawakan barang atau sesuatu ke rumahnya, meskipun bukan hal yang berat, misalnya saja barang belanjaan. Alizberkata, ?Seseorang tidak akan berkurang kesempurnaannya dengan membawakan sesuatu untuk keluarganya.?
* Kesombongan juga mempengaruhi gaya berpakaian seseorang, yaitu ia berpakaian dengan tujuan pamer dan supaya terkenal, atau dengan pakaian yang melanggar ketentuan syar?i, seperti isbal (memanjangkan celana di bawah mata kaki) bagi laki-laki.
* Orang yang sombong biasanya sangat senang apabila ia datang, lalu orang-orang berdiri untuk menghormat-nya. Padahal para shahabat apabila datang Rasulullahsaw kepada mereka, maka mereka tidak berdiri untuk beliau, hal ini dikarenakan mereka tahu, bahwa Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam membenci hal itu.
* Orang yang dalam hatinya ada kesombongan tidak akan mau mengunjungi orang lain, tidak mau mengucapkan salam lebih dahulu, minta supaya diprioritaskan dan tidak mau mendahulukan kepentingan orang lain.
* Kesombongan juga akan mengakibatkan seseorang tidak memandang adanya hak orang lain pada dirinya. Sementara itu ia beranggapan, bahwa ia memiliki hak yang banyak atas selainnya.
Senin, 01 Maret 2010
Ibu, Kau di Relung Hatiku
Nada nada yang indah slalu terurai darinya
tangisan nakal dari bibirku tak-kan jadi deritanya
Tangan halus dan suci telah mengangkat tubuh ini
jiwa raga dan seluruh hidup rela dia berikan...
Kata mereka diriku slalu dimanja
kata mereka diriku slalu ditimang
Ooh bunda ada dan tiada dirimu kan selalu ada di dalam hatiku...
Bait-bait syair di atas adalah penggalan dari lagi Melly Guslow yang berjudul Bunda.
Mengenang sosok mulia bernama ibu, bunda, mother, ummi, mommy atau dengan panggilan apa pun dia adanya, selalu menghadirkan getar indah di hati. Betapa dia dengan tulus ikhlas mengandung kita 9 bulan 10 hari, melahirkan dengan bertaruh darah, air mata bahkan nyawa, kemudian menyusui selama 2 tahun dan membesarkan kita dengan penuh kasih sayang. Pengorbanan sehebat itu tak akan pernah bisa dibayar dengan nilai materi sebanyak apa pun.
Ibu adalah sosok mulia, penerus generasi yang akan mendidik anak-anaknya untuk menjadi Khalifatullah di bumi. Sosok yang menjadi madrasah pertama dan utama bagi seorang anak yang rapuh sebelum dia menjadi pejuang tangguh nantinya. Sosok yang menjadi jaminan surga seorang anak ada di bawah telapak kakinya.
Bagaimanapun, sosok mulia itu tetaplah bernama manusia. Ada salah dan khilaf dalam upayanya membesarkan sosok-sosok baru dari mulai bayi hingga dewasa. Namun itu semua tidak pernah menjadi alasan untuk durhaka pada dirinya. Jangankan khilaf, bahkan ketika ia kafir dan musyrik pun, sangat pantang bagi seorang anak untuk membentak atau menyakiti hatinya dengan hanya sekadar mengatakan uh!. Lalu, dengan alasan apa lagi kita tak ingin menyayang dan mencintanya?
Tak ada! Karena sosok ibu memang hadir untuk dimuliakan dan dicinta. Meskipun ada kalanya berbeda pendapat, itu tak boleh mengurangi sayang dan hormat kita padanya. Karena sungguh, ibu adalah salah satu dari tiket kita menuju surga-Nya.
Sayang kita pada ibu, tak boleh melalaikan sayang dan taat kita pada-Nya. Karena sungguh, tak ada ketaatan pada makhluk bila itu artinya harus membangkang pada Sang Khalik yaitu Allah SWT. Menjadi tugas seorang anak untuk memahamkan sosok mulia ini bila ada khilaf dalam dirinya yang bisa menjadi penyebab dilanggarnya hukum Allah. Namun di atas semua itu, berlaku makruf dan lemah lembut tetap harus dijaga pada sosok yang telah melahirkan kita ini.